" Harus Terus Menyala Menghadapi Dunia"
Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa
semangat Sumpah Pemuda yang terjadi 92 tahun silam, harus tetap ada pada saat
ini untuk menghadapi dunia yang berubah dengan cepat dan penuh dengan
persaingan.
“Kini, 92 tahun telah berlalu, semangat Sumpah Pemuda harus
terus menyala menghadapi dunia yang berubah dengan cepat,” ujar Presiden.
Dalam arus besar globalisasi, lanjut Presiden, yang sering
terjadi adalah persaingan yang sengit antarnegara dan juga antarindividu. Tidak
jarang kompetisi itu berujung pada upaya saling mengalahkan dan saling
menghancurkan yang kemudian menjadi energi negatif yang merugikan.
“Sumpah Pemuda justru membawa energi positif yang
menyatukan. Persaingan dan perbedaan tidak harus membuat kita melupakan adanya
masalah-masalah bersama, kepentingan-kepentingan bersama, maupun tujuan-tujuan
bersama. Yang semuanya bisa kita selesaikan dengan cara bersatu dan bekerja
sama,” jelasnya.
Kepala Negara berpandangan bahwa bersatu dan bekerja sama
adalah kunci untuk mencapai Indonesia Maju. Untuk itu, upaya-upaya untuk
menjaga persatuan harus terus dilakukan. Menurutnya, menjadi Indonesia tidak
cukup hanya dengan menjadi bagian dari wilayah Indonesia.
“Kita harus bekerja sama merawat keindonesiaan.
Keindonesiaan harus selalu dijaga dengan semangat solidaritas dan rasa
persaudaraan. Kita harus saling membantu satu sama lain dalam semangat
solidaritas. Tidak ada Jawa, tidak ada Sumatera, tidak ada Sulawesi, tidak ada
Papua, yang ada adalah saudara sebangsa dan setanah air,” tegasnya.
Persatuan harus terus diperjuangkan dengan menghargai
perbedaan, menjaga toleransi, serta menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI. Untuk
mewujudkan Indonesia yang satu, seluruh komponen bangsa harus bekerja sama
membangun Indonesia secara adil dan merata, membangun Indonesia sentris dengan
membangun dari pinggiran, desa, pulau terdepan, hingga perbatasan.
“Kita juga membangun infrastruktur yang memudahkan
konektivitas antarwilayah, antarpulau untuk mempersatukan Indonesia. Dengan
pembangunan yang merata dan berkeadilan, maka masyarakat Papua, masyarakat
Aceh, dan masyarakat Indonesia di berbagai wilayah merasa menjadi bagian dari
Indonesia, merasa memiliki Indonesia, serta ikut berkontribusi untuk memajukan
Indonesia,” paparnya.
Salah satu sarana untuk mengetahui wajah Indonesia dan
berbagai perkembangan yang terjadi di Indonesia dan dunia adalah melalui
televisi. Apa yang terjadi di Papua dapat diketahui oleh masyarakat di Jawa,
Sumatera dan sebagainya. Sebaliknya, apa yang terjadi di berbagai wilayah Tanah
Air juga dapat diketahui oleh masyarakat di Papua.
Untuk menegaskan keseriusan komitmen untuk menjaga persatuan
dan pemerataan akses informasi, di momen Sumpah Pemuda yang ke-92 ini, Presiden
Joko Widodo juga meresmikan TVRI Stasiun Papua Barat sebagai Stasiun TVRI yang
ke-30. Stasiun ini akan melayani masyarakat Papua, menyediakan berbagai
informasi berkualitas, sehingga masyarakat Papua mendapatkan akses informasi
yang sama dengan masyarakat di wilayah Indonesia lainnya.
“Dengan mengucap bismillahirrahmannirrahim saya resmikan
Stasiun TVRI di Papua Barat. Teruslah bekerja menjadi media pemersatu bangsa,”
tandasnya. (red/0013presisen)
Tidak ada komentar