PM Malaysia Ajukan Mundur
PILARGLOBALNEWS,--Perdana Menteri Muhyiddin Yassin sudah mengajukan pengunduran diri kabinetnya ke Raja Malaysia, Sultan Abdullah Alam Ahmad Shah, Senin (16/8). Hal tersebut dikatakan Menteri Ilmu Pengetahuan Malaysia, Khairy Jamaluddin.
"Kabinet sudah menyerahkan surat pengunduran diri ke
raja. Terima kasih atas kesempatannya. Sekali lagi, untuk melayani negara,
Tuhan memberkati Malaysia," kata Khairy di fitur Story di akun Instagram
pribadinya.
Sekitar pukul 12.23 waktu Malaysia, Muhyiddin memang
terlihat tiba di Istana Negara untuk menggelar audiensi dengan Sultan Abdullah
selama 40 menit. Muhyiddin dikabarkan hendak mengajukan pengunduran dirinya
kepada raja.
Meski begitu, hingga kini kantor PM Malaysia tidak
menanggapi permintaan konfirmasi dari Reuters. Muhyiddin dikabarkan akan
menggelar pidato yang disiarkan secara nasional sekitar pukul 14.00 waktu
lokal.
Kabar pengunduran diri pemerintahan Muhyiddin terus menguat
setelah sang perdana menteri terus dikritik terkait penanganan pandemi
Covid-19.
Kepemimpinan Muhyiddin terus digoyang oposisi terutama
setelah ia terlibat selisih pendapat dengan Sultan Abdullah terkait
pemberlakukan status darurat nasional Covid-19.
Sejak itu, oposisi menganggap Muhyiddin melanggar konstitusi
karena melangkahi wewenang Sultan Abdullah. Para penentang Muhyiddin juga
merasa sang perdana menteri berupaya menghindari mosi tidak percaya dengan
menunda rapat parlemen.
Setelah menentang seruan untuk mundur selama
berminggu-minggu, seorang menteri di Kantor PM, Mohd Redzuan Md Yusof,
mengatakan Muhyiddin telah memberi tahu anggota partainya, BERSATU, bahwa ia
akan mengundurkan diri sebagai PM hari ini.
Jika benar, Muhyiddin akan mengundurkan diri setelah 17
bulan kepemimpinannya di Negeri Jiran yang penuh gejolak. Meski begitu, hingga
kini belum jelas siapa yang akan menggantikan Muhyiddin jika ia resmi mundur.
Keputusan itu kemungkinan akan diserahkan ke Sultan Abdullah
sebagai kepala negara. Raja Malaysia memiliki kewenangan menunjuk anggota
parlemen untuk menjadi perdana menteri yang menurutnya paling mungkin mendapat
dukungan mayoritas suara di parlemen.
Tidak ada komentar