Seleksi Nominasi FFI
PILARGLOBALNEWS,--Ketua Seleksi dan Penjurian FFI 2020, Nia Dinata menjelaskan, dalam seleksi nominasi FFI, profesionalisme dalam pembuatan film adalah aspek terpenting, selain ketersesuaian antara audio dan artistik dengan genre filmnya juga menjadi unsur teknis yang menentukan.
“Tahun ini kita mengedepankan nilai-nilai kebhineka tunggal ikaan, di mana
kesetaraan merupakan nilai prinsip. Juri sebagai perwakilan asosiasi, harus
menilai film dengan latar belakang basic principal
asosiasinya. Kita berikan kebebasan sepenuhnya untuk menilai. Apa yang pantas
untuk mendapat nominasi,” jelas Nia.
Dijelaskan Nia, proses nominasi melibatkan 66 orang sebagai juri, 49 orang
adalah juri wakil asosiasi perfilman di Indonesia yang merupakan perwakilan
dari 12 asosiasi film. Sisanya adalah 17 orang juri terdiri dari terdiri dari
pemenang FFI tahun sebelumnya dan wakil dari Asosiasi Dokumentris Nusantara dan
Asosiasi Industri Animasi Indonesia (AINAKI).
“(seperti) Tahun-tahun sebelumnya kami selalu melibatkan asosiasi. Kita
benar-benar merotasi nama-nama perwakilan asosiasi yang diajak untuk menjuri. Saya
rasa itu menjadi semangat untuk pembuat filmnya,” tutur wanita yang akrab
disapa Teh Nia itu.
Asosiasi Profesi yang telah melakukan seleksi terhadap film-film Indonesia yang
dianggap layak untuk masuk dalam Nominasi Piala Citra 2020 terdiri dari beberapa
Asosiasi Perfilman di Indonesia yaitu Asosiasi Perusahaan Film Indonesia
(APFI), Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI), Asosiasi Produser Film
Indonesia (APROFI), Karyawan Film Dan Televisi Indonesia (KFT), Indonesian Film
Directors Club (IFDC), Indonesian Cinematographer Society (ICS), Indonesian
Motion Picture Audio Association (IMPACT), Penulis Indonesia Untuk Layar Lebar
(PILAR), Rumah Aktor Indonesia (RAI), Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI),
Persatuan Artis Film Indonesia 1956 (PARFI1956), Perkumpulan Artis Film
Indonesia (PAFINDO), Asosiasi Casting Indonesia (ACI).
Setelah proses seleksi dari Asosiasi Profesi selesai dilakukan, film yang
terpilih menjadi nominasi kemudian akan masuk dalam tahapan voting untuk
ditentukan sebagai pemenang. Pelaku proses voting ini merupakan anggota FFI
yang sudah mengonfirmasikan dirinya untuk mengikuti voting pada tahun ini.
Sejak pertama kali diselenggarakan pada 1955, Festival Film Indonesia (FFI)
digagas sebagai barometer perkembangan kualitas perfilman Indonesia. Melalui
berbagai penghargaan yang diberikan, publik dan kalangan perfilman sendiri bisa
membaca pencapaian terbaik yang dihasilkan pekerja film tanah air selama
setahun terakhir. Untuk daftar lengkap nominasi bisa didapatkan di situs resmi Festival
Film Indonesia yaitu festivalfilm.id
Sutradara peraih nominasi FFI terbanyak tahun ini, Joko Anwar mengatakan,
baginya mendapat pengakuan atas kerja kerasnya dari pekerja film adalah sebuah
pencapaian yang tinggi. Joko yang berhasil meraih 17 nominasi untuk film
Perempuan Tanah Jahanam dan lima nominasi untuk film Ratu Ilmu Hitam itu
mengurai cita-citanya yang ingin mengangkat ‘kasta’ genre film horror hingga ke
tingkat dunia. Bahkan untuk film Perempuan Tanah Jahanam, masuk lima besar box
office di Thailand minggu lalu.
“(kesuksesan film) Ini bisa menjadi entry poin dari
film Indonesia untuk bisa mendapat pasar dan perhatian audience luar negeri. Sehingga audiens luar menjadi pasar untuk
menonton film Indonesia lainnya,” terang sutradara film Perempuan Tanah Jahanam
itu yang telah memperoleh 1,8 juta penonton pada bulan pertama pemutarannya di
Indonesia.
Di akhir acara, Duta FFI 2020, Tissa Biani bersyukur atas kepercayaan yang
diberikan FFI untuk menjadi duta tahun ini. Ia berkomitmen untuk mengajak
anak-anak muda agar lebih menghargai karya anak bangsa dan mengedukasi
masyarakat terkait FFI secara jelas dan tepat.
“Jalani peran (akting) dengan tulus dan jujur yaitu mendedikasikan dalam sebuah
film. Dengan penghargaan yang didapat malah semoga menjadikan karya ke depan
lebih baik lagi,” tutupnya. (redkemendikbud)
Tidak ada komentar