Header Ads

  • Breaking News

    Anugerah Pesona Pariwisata Kota Bandung 2025


    PILARGLOBALNEWS,--Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) menggelar Malam Anugerah Pesona Pariwisata Kota Bandung Tahun 2025, ajang tahunan yang memberikan penghargaan kepada pelaku usaha dan penggerak pariwisata terbaik di Kota Bandung.

    Lebih dari 300 undangan memadati ballroom, menandai tingginya antusiasme insan pariwisata terhadap malam penghargaan bergengsi ini.

    Bagi Kepala Disbudpar Kota Bandung, Adi Djunjunan Mustafa, malam anugerah ini bukan sekadar seremoni, tetapi bentuk apresiasi nyata pemerintah terhadap para pelaku pariwisata yang telah menjadi tulang punggung ekonomi Kota Bandung.

    “Para pelaku pariwisata adalah penggerak roda ekonomi dan wajah yang memancarkan karakter Bandung. Mereka menjaga semangat kota ini agar tetap hidup, hangat, dan memesona,” ujar Adi.

    Ade membeberkan, proses penilaian dilakukan secara ketat dan transparan selama delapan hari, mulai 21 hingga 31 Oktober 2025. Tim juri terdiri dari unsur pemerintah, akademisi, dan profesional pariwisata. 

    Para juri menilai aspek pelayanan, inovasi, kebersihan, kepatuhan pajak, kesehatan lingkungan, hingga legalitas usaha.

    Tim juri juga diperkuat oleh para pakar dan asosiasi seperti Politeknik Pariwisata NHI Bandung, PHRI BPD Jawa Barat, Asita, AKAR, dan sejumlah komunitas pelaku wisata.

    Malam Anugerah Pesona Pariwisata 2025 menghadirkan 10 kategori utama dan dua kategori khusus.

    Untuk kategori biro perjalanan wisata terbaik, penghargaan diraih oleh PT Asia Trip Internasional.

    Di kategori café dan coffee shop, pemenangnya adalah PT Kanaya Citaprasada Internasional. Sedangkan untuk waralaba makanan terbaik disabet oleh McDonald’s Buahbatu.

    Kategori restoran Indonesian food dimenangkan oleh Raja Rasa. Sedangkan restoran international food diraih oleh Sushi Tei.

    Untuk kategori hotel non-bintang, penghargaan diberikan kepada Pension Guest Hotel, disusul Malaka Hotel sebagai pemenang di kategori hotel bintang satu hingga dua.

    Kategori hotel bintang tiga diraih oleh Grand Cordela Hotel Bandung, El Hotel Bandung dinobatkan sebagai hotel bintang empat terbaik, dan The Gaia Hotel Bandung meraih penghargaan tertinggi di kategori hotel bintang lima.

    Sementara itu, dua kategori khusus turut diberikan untuk sektor yang menjadi ikon daya tarik wisata Kota Bandung.

    Kategori destinasi wisata terbaik diberikan kepada Kiara Artha Park, dan pusat perbelanjaan terbaik diraih oleh Summarecon Mall Bandung.

    Menurut Adi, penghargaan ini sejatinya bukan hanya milik mereka yang terpilih sebagai pemenang, tetapi juga merupakan bentuk penghargaan bagi seluruh pelaku pariwisata yang telah berkontribusi bagi Bandung.

    “Sesungguhnya, penghargaan ini untuk semua insan pariwisata Bandung yang setiap hari bekerja menjaga senyum dan keramahan kota ini,” tuturnya.

    Perlu diketahui, hingga tahun 2025, terdapat 399 hotel yang beroperasi di Kota Bandung. Dari jumlah tersebut, 12 hotel berstatus bintang lima, 53 bintang empat, 124 bintang tiga, 79 bintang dua, dan 131 non-bintang. 

    Selain itu, Bandung juga memiliki lebih dari 300 restoran, rumah makan, dan kafe yang memperkuat identitas kota sebagai destinasi kuliner dan wisata unggulan di Indonesia.

    Malam Anugerah Pesona Pariwisata 2025 ditutup dengan penyerahan langsung penghargaan oleh Wali Kota Bandung Muhammad Farhan. 



    Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menyampaikan arah baru pengembangan sektor pariwisata Kota Bandung yang akan difokuskan pada dua segmen utama, yakni Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) dan wisata edukasi.

    Dalam Malam Anugerah Pesona Pariwisata Kota Bandung 2025, Farhan menilai, MICE terbukti menjadi mesin penggerak ekonomi lokal. 

    Dalam dua minggu terakhir saja, tingkat hunian hotel di Bandung melonjak drastis seiring maraknya kegiatan perusahaan, BUMN, dan lembaga pemerintahan.

    “Dalam dua minggu terakhir ini, hampir semua hotel di Bandung penuh karena event MICE. Inilah sektor yang menghidupkan kembali hotel-hotel legendaris kita, seperti Artotel Aquila ini,” ujar Farhan pada Kamis, 6 November 2025.

    Ia menyatakan, MICE merupakan sektor yang mampu menggerakkan berbagai bidang sekaligus — mulai dari hotel, restoran, transportasi, busana, hingga oleh-oleh.

    “Begitu MICE jalan, semua hidup. Ini strategi yang sangat efektif untuk menggerakkan ekonomi kota,” ujarnya.

    Selain MICE, Farhan juga menyoroti potensi wisata edukasi. Ia memaparkan data dari ITB yang menunjukkan lebih dari 2.000 mahasiswa baru dari luar Jawa Barat yang datang ke Bandung setiap tahun. 

    Menurutnya, jumlah tersebut adalah potensi pasar wisata yang sangat besar.

    “Setiap mahasiswa yang datang pasti diantar keluarganya. Ada yang datang sekeluarga, bahkan satu rombongan. Mereka menginap di hotel, belanja, kulineran, dan berwisata. Ini peluang ekonomi yang luar biasa besar,” jelasnya.

    Untuk mendukung hal itu, Pemkot Bandung akan menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga bimbingan belajar guna menjadikan Bandung sebagai destinasi education tourism unggulan di Indonesia.

    “Kita ingin ada Bimbel yang bisa promosi dengan tagline: ‘Bimbingan belajar kami, pasti diterima di kampus Bandung’,” kata Farhan bersemangat.

    Ia mengungkapkan, Pemkot Bandung tengah mengembangkan sistem administrasi kependudukan yang memungkinkan mahasiswa luar kota yang kuliah di Bandung bisa mendapatkan KTP Bandung dalam waktu 24 jam. Langkah ini diyakini akan memperkuat keterikatan mereka dengan kota.

    “Ini strategi jangka panjang yang akan kita gaspol di tahun 2026. Bandung harus jadi kota pendidikan yang berdaya tarik wisata tinggi,” tutur Farhan.

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    pilar

    Post Bottom Ad

    ad728