" Mohon Maap Dan Berharap "
PILARGLOBALNEWS,-- Nadiem Makarim Menteri Pendidikan dan Kebudayaan akhirnya buka suara
soal kisruh dua organisasi peserta Program Organisasi Penggerak yang menuai
banyak kritik, yakni Tanoto Foundation dan Yayasan Putera Sampoerna.
Pada sebelumnya dalam keterangan video yang dikirimkan kepada wartawan,
Nadiem menyatakan kedua organisasi tersebut bakal menanggung biaya pelaksanaan
program secara mandiri.
"Kemendikbud telah menyepakati dengan Tanoto Foundation
dan Putera Sampoerna Foundation bahwa partisipasi mereka dalam program
Kemendikbud tidak akan menggunakan dana dari APBN sepeserpun, mereka akan
mendanai sendiri aktivitas programnya tanpa anggaran dari pemerintah,"
katanya, Selasa (29/7).
Organisasi Penggerak merupakan program pelatihan guru yang
melibatkan organisasi masyarakat di bidang pendidikan. Bentuknya, ormas membuat
pelatihan dan Kemendikbud memberikan dana.
Tanoto Foundation dan Yayasan Putera Sampoerna merupakan dua
dari sekian ormas yang lolos dengan kategori Gajah.
Pada kategori Gajah, mereka seharusnya mendapat hibah dari
negara maksimal hingga Rp20 miliar. Namun setelah menuai banyak kritik,
Kemendikbud menyatakan Tanoto Foundation membiayai seluruh dana pelatihan
secara mandiri. Hal ini pun dikonfirmasi oleh pihak Tanoto Foundation.
"Pelatihan ini didesain tidak menggunakan dana
pemerintah. Namun sepenuhnya dibiayai dana sendiri dengan nilai investasi lebih
dari Rp50 miliar untuk periode dua tahun," ungkap Communications Director
Tanoto Foundation, Haviez Gautama
Sedang Yayasan Putera Sampoerna sebelumnya diklaim
menggunakan dana pendamping. Artinya Yayasan Putera Sampoerna membiayai
sebagian dana pelatihan, dan sebagian lagi dibantu Kemendikbud.
Skema dana pendamping itu nilainya hampir Rp70 miliar untuk
mendukung program peningkatan kualitas guru dan ekosistem pendidikan serta Rp90
miliar untuk mendukung program peningkatan akses pendidikan. Namun kini Nadiem
memutuskan Yayasan Putera Sampoerna juga membiayai seluruh pelatihan secara mandiri.
"Harapan kami ini akan menjawab kecemasan masyarakat
mengenai potensi konflik kepentingan, dan isu kelayakan hibah yang sekarang
dapat dialihkan kepada organisasi yang lebih membutuhkan," lanjut Nadiem.
Yayasan Putera Sampoerna pun menyetujui hal ini. Kendati
demikian, mereka berjanji bakal tetap menjaga integritas dan efektifitas jalan
hingga pengukuran capaian program.
"Sejalan dengan arahan Kemendikbud mengenai penguatan
gotong royong, Yayasan Putera Sampoerna meyakini bahwa pengembangan pendidikan
membutuhkan kolaborasi semua pihak," ujar Head of Marketing &
Communication Yayasan Putera Sampoerna Ria Sutrisno melalui keterangan pers.
Ria juga menjelaskan Yayasan Putera Sampoerna bukan
organisasi tanggung jawab perusahaan atau CSR dari PT HM Sampoerna Tbk. Ia
menekankan Yayasan Putera Sampoerna tidak berafiliasi dengan perusahaan
tersebut, baik dari legalitas, kepemilikan saham, sampai operasional.
"Sejak awal mengikuti seleksi POP, tujuan utama Yayasan
Putera Sampoerna adalah merumuskan program pendidikan yang dapat membantu
meningkatkan pendidikan dan pemajuan literasi, numerasi dan penguatan karakter
bagi pendidik dan anak didik," ungkapnya.
Sebelumnya, Dewan Pengawas Federasi Serikat Guru Indonesia
(FSGI) Retno Listyarti mengkritik respons Kemendikbud yang menyatakan Tanoto
Foundation dan Yayasan Putera Sampoerna memakai dana sendiri dalam program ini.
Menurut FSGI hal tersebut janggal. Terlebih karena hal
tersebut baru diumumkan ketika kritik mengalir.
"Kalau dana sendiri ngapain juga ngajuin proposal? Saya
jadi bingung menanggapi yang muncul setelah ini jadi ramai. Ini saya yang
kurang cerdas atau gimana?," ungkap Retno melalui konferensi video, Jumat
(24/7).
Buntut dari kisruh POP, tiga organisasi masyarakat besar
memutuskan mundur sebagai peserta. Yakni Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI), Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif PBNU dan Majelis Pendidikan Dasar dan
Menengah (Dikdasmen) PP Muhammadiyah.
Nadiem pun berharap setelah pihaknya meluruskan kisruh ini,
ketiga ormas tersebut mau membimbing jalannya POP.
"Dengan penuh rendah hati, saya memohon maaf atas
segala ketidaknyamanan yang timbul dan berharap agar ketiga organisasi besar
ini bersedia terus memberikan bimbingan dalam proses pelaksanaan program, yang
kami sadari betul masih jauh dari sempurna," katanya.(dilansirdaricnntvone)
Tidak ada komentar