Walikota Bandung Hadiri Closing Ceremony Special Olympic Southeast Asia Football Competition 2025
PILARGLOBALNEWS,--Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyatakan, menjadi tuan rumah Special Olympic Southeast Asia Football Competition 2025 adalah sebuah kehormatan sekaligus bentuk dukungan terhadap olahraga inklusif.
Hal itu ia ungkapkan pada Closing Ceremony Special Olympic Southeast Asia Football Competition 2025 yang berlangsung di Horison Ultima Hotel, Jumat 14 November 2025 malam.
“Kita dari Bandung memberikan semangat. Menjadi tuan rumah adalah sebuah kehormatan bagi kami,” ujar Farhan.
Ia menyampaikan, kebahagiaan dan kebanggaan terbesar justru dirasakan oleh warga Bandung.
“Kita (Persib Bandung) juara nasional, terus di Champion Asia Liga 2 mamprang. Jadi sepak bola itu harus kita buktikan sebagai olahraga untuk semua orang. Dan acara ini membuktikan hal itu,” tuturnya.
Disinggung mengenai kemungkinan penyelenggaraan event serupa di masa depan, Farhan menyatakan, keterbukaannya.
“Kami menantikan kapan pun kalau mereka mau bikin event di Kota Bandung. Tapi tentu kita harus memperbaiki beberapa kesiapan agar tahun depan bisa lebih bagus lagi kalau mau kembali ke sini,” katanya.
Farhan menilai, Bandung bukan hanya menjadi tempat pertandingan, tetapi juga ruang tumbuhnya nilai persaudaraan.
“Kota ini tidak hanya menjadi saksi perjuangan para atlet luar biasa, tetapi juga tempat tumbuhnya semangat solidaritas, inklusivitas, dan persaudaraan antarbangsa di Asia Tenggara,” jelasnya.
Ia mengingatkan kembali, Bandung memiliki sejarah panjang sebagai kota yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
“Sejak Konferensi Asia Afrika 1955, Bandung dikenal dengan Spirit of Bandung. Hari ini semangat itu hidup kembali melalui lapangan hijau, ketika anak-anak muda dengan kemampuan berbeda menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah batas, tetapi kekuatan,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden Special Olympics Asia Pacific, Dipak Natali memberikan apresiasi kepada seluruh penyelenggara dan relawan yang terlibat.
“Setiap orang di sini berhak untuk didengar dan dilihat, karena penyandang disabilitas intelektual tidak selalu mendapatkan kesempatan itu. Ketika tim teknis mampu membuka kesempatan tersebut bagi kita semua, itu sungguh luar biasa,” ujar Dipak.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada para relawan, tenaga kesehatan, dan pemerintah daerah.
“Saya berterima kasih kepada banyak pihak. Para relawan, tim kesehatan, pemerintah, dan promosi kesehatan telah dengan penuh dedikasi memeriksa begitu banyak atlet sepanjang pekan ini dan memastikan mereka mendapatkan layanan kesehatan yang dibutuhkan,” ucapnya.


Tidak ada komentar