Kota Bandung Miliki Tiga Angkutan Umum ,Angkot ,Damri Dan TMB
PILARGLOBALNEWS,-- Rasio kendaraan pribadi di Kota Bandung mencapai 96,59 persen, sedangkan kendaraan angkutan umum 3,4 persen. Sementara rasio pengguna kendaraan atau orang 81,77 persen (pribadi) dan pengguna umum 18,23 persen.Hal tersebut dikatakan Kepala Bidang Perencanaan dan Pembinaan Transportasi, Dishub Kota Bandung, Asep Kurnia pada Kegiatan Bandung Menjawab yang berlangsung secara virtual, Kamis (9 September 2021).
Melihat rasio tersebut tentunya Pemerintah Kota Bandung
harus berupaya agar masyarakat mau mengunakan
kendaraan transportasi umum
Asep mengatakan, saat ini pihaknya tengah merencanakan
pembangunan BRT di Kota Bandung. Hal itu dalam rangka peningkatan kualitas dan
kuantitas angkutan umum di Bandung. Program pembangunan ini didukung oleh Wolrd
Bank dalam hal perencanaannya.
Ada 12 trayek, sebanyak 6 trayek di Kota Bandung dan 6
trayek di Bandug Raya. “Kita hanya siapkan lahan untuk shelternya. Saat ini
sudah dilakukan rapat koordinasi dan kajian. Seperti amdal, mitigasi risiko,
serta kajian lainnya. Insyaalah akan dioperasikan tahun 2023,” ujar Asep.
Sementara itu, Kepala UPT Angkutan Dishub Kota Bandung,
Yudiana mengungkapkan, angkutan umum di Kota Bandung ada tiga kelompok, yaitu
angkutan kota (angkot), TMB, dan Damri. Angkot ada sebanyak 36 trayek yang
beroperasi, dari 5.571 sekarang masih beroperasi 60 persen atau 3.000 unit.
"Itu kondisinya masik laik jalan karena tiap 6 bulan
melakukan KIR,” Jelasnya.
Sedangkan TMB terdapat 5 koridor dengan 10 armada tiap
koridor dan bus sekolah 4 rute. Selain itu, ada juga Bike Share dioperasikan
pada 20 titik.
“TMB dari 5 trayek, sekitar 50 kendaraan. Ini masih laik
jalan dan lihat survey IKM. Triwulan 1 dan 2, ini nilainya baik," katanya.
"Kita menggandeng konsultan untuk melakukan ini secara
independen. Mulai persayarakat, prosedur, waktu pelayanan, produk layanan,
kompetensi, kompetensi pelaksana, sarana dan prasarana, hasilnya 86,8,” ujar
Yudiana.
Menurutnya, saat ini pemerintah juga berupaya agar
masyarakat beralih ke transportasi umum dengan memberikan tarif khusus. “Kita
berikan kepada tiga golongan, buruh, veteran dan guru honorer. Itu tarifnya
hanya Rp1. Sementara bagi pelajar kita berikan Rp1.000. Kita terus berupaya
memberikan kemudahan fasilitas untuk masyarakat,” jelasnya.
Terkait Bus Sekolah di masa PPKM ini, Yudiana menjelaskan,
penerapan prokes tetap bejalan namun antusias anak sekolah masih minim. “Bus
sekolah kemarin kita operasikan pada PTM diawai hari kemarin. Kita operasikan 7
armada, dari total armada itu berdasarkan informasi hanya tiga orang yang
menggunakan bus sekolah," ungkapnya.
"Mungkin terlihat ini respon warga masih minim.
Sebelumnya kita sudah sosialisasi melalui medos dan beberapa media juga,
terkait PTM ini kita operasikan (bus sekolah),” lanjutnya
Tidak ada komentar